Cerita Pendek Siswa : Sang Perantara Kecil
Penulis : Najwa Maskurotul A'yuni Kelas XA - 29 September 2022
Cerita Pendek Siswa : Sang Perantara Kecil
Penulis : Najwa Maskurotul A'yuni Kelas XA - 29 September 2022
“Dasar tidak berguna ! bikin proyek ini aja nggak bisa Kamu mau saya pecat”
“Maaf Pak, saya lagi drop dan banyak masalah Jadi kurang konsentrasi”
“kerja ya kerja kalau udah kerja nggak usah pikirin masalah lain Rio hanya menunggu pasrah mengharap Maaf dari atasannya”
“Maa … “ ucapnya terhenti ketika melihat sang atasan mengeluarkan amplop putih dari lacinya
“Ini” ucapnya sambil menyodorkan amplop itu pada Rio
Rio menerima kemudian membacanya. dan isinya adalah saya sudah tidak ingin kamu bekerja disini lagi hari ini kamu di PHK
Rio tak menyangka hal ini benar-benar terjadi, kenapa dunia ini sangat kejam padanya, Tak Adakah yang mau mengerti keadaannya? kini pikirannya benar-benar kacau belum masalah keluarganya ditambah lagi hari ini ia di PHK, Kenapa hidup selalu banyak masalah tak bisa hidup bahagia sebentar saja
kini ia sedang duduk termenung di sebuah halte bis, berteduh dari derasnya air hujan malam hari, ia mengepal kuat botol kaca yang ada di tangan kanannya, mengedarkan pandangan pada jalanan yang sepi hingga ia tersadar bahwa disana ia tak sendiri ia mencoba menerawang derasnya air hujan memastikan sosok di seberang jalannya sudah basah kuyup karena hujan
rio lantas berlari Ketika ia mengetahui sosok itu adalah seorang anak kecil, tanpa pikir panjang rio langsung menggendong anak itu dan membawanya berteduh, bibir anak itu terlihat membiru karena Kedinginan
“ Kamu kenapa anak kecil nggak boleh keluar malam-malam begini”, Anak itu terdiam ya memandang wajah rio dengan dalam
“ Orang tua kamu mana?” tanya rio sambil meremas pundak anak itu
“Ayah saya dirumah” jawab anak itu tiba-tiba
“ibu kamu?”
“ibu saya? saya nggak tahu ibu saya dimana”
“trus kenapa kamu keluar malam-malam seperti ini sendirian?”
“saya habis ngamen, baru mau pulang”
“sendiri?”
“sebenarnya biasanya saya ngamen sama ayah, tapi hari ini ayah saya sakit, jadi saya ngamen sendirian”
“kenapa kamu mau disuruh ngamen?”
“saya nggak disuruh, ini kemauan saya, saya ingin membantu ayah saya bekerja.”
“kenapa nggak ibu kamu saja yang bantu ayahmu bekerja?.”
“mereka sudah bercerai saat umurku 7 tahun dan saya ikut ayah”
“Kamu nggak merasa ditelantarkan?”
“saya tidak merasa ditelantarkan, karna Sampai saat ini masih ada yang merawat saya. Walaupun saya di sekolah. Selalu di buli. itu tak mematahkan semangat saya, lagi Pula mengamen Itu kemauan saya sendiri, saya suka Menyanyi. bahkan cita-cita saya ingin Menjadi seorang Penyanyi “ ucar anak itu si sertai ringisan kecil
“kamu nggak benci sama orang tua kaum karena udah Cerai?"
“untuk apa saya banci? Jika tidak ada mareka saya Mungkin tidak akan ada, saya yakin allah pasti menyatukan mereka sementara hanya untuk menghadirkan saya. dan Mungkin Mereka Juga tak berjodoh”
Mendengar ucapan anak Itu rio terbelalak kagum, la baru sadar bahwa Masih ada orang yang menderita lebih dari dirinya.
“OM lagi ada Masalah ya? “
Rio hanya mengangguk Pelan la Merasa Malu dengan anak kecil yang kini di hadapannya. hanya Masalah sekecil ini la Sudah Mengeluh bahkan Masalahnya tak sebanding dengan apa yang telah dilalui anak kecil itu
“kalo Memang ada masalah curhat Sama Allah, bukan Malah Mengambil Jalan pintas untuk Menenangkan diri. ucap anak itu kemudian menoleh kearah botol kaca yang masih tersegel rapi disamping rio.
Rio Menghela nafas panjang. Ia mendekap anak itu dalam-dalam, Tak sadar butir bening Menetes begitu saja tanpa Perintah. Kini la Sadar, bahwa di luar sana ada orang yang lebih menderita dan dirinya la juga tersadar, Sudah berapa lama Menghadap sang Rab. Sudah sangat lama. Mungkin ini cara allah menyadarkan dirinya kini dengan perantara anak kecil yang Sudah berhasil membuka pintu hatinya.
“Om antar Pulang ya? “ anak itu hanya mengangguk pelan
Manusia Memang lah Makhluk yang sempurna
Mempunyai nafsu serta akal
akan tetapi sebagian besar manusia masih belum mampu menggunakan keduanya dengan baik
bahkan untuk menyadari sesuatu pun mereka juga sulit bahwa ada yang lebih diatas mereka dan bahkan dibawah mereka